7/20/14

7/19/14

Penanggulangan Bencana Alam Sejak dini 

Masa kecil adalah moment yang paling baik dalam pembentukan karakter anak. Hal-hal positif baik dari segi perilaku pribadi dan social harus ditanamkan ke jiwa anak. Termasuk jiwa peduli sesama. Hal ini yang dilakukan oleh PAUD Gembira Banjarbaru di acara puncak tema akbar “ Simulasi penanggulangan bencana alam sejak dini “, kegiatan melibatkan PMI Kabupaten Banjar dan Tim Basarnas Banjarmasin
Dalam kegiatan ini anak diajak mensimulasikan jika mereka dewasa dan menjadi petugas penolong dalam suatu bencana. Setiap anak mendapat perannya masing-masing baik sebagai masyarakat yang tertimpa bencana atau menjadi tim penolong.
Tujuan kegiatan ini adalah lebih mengenalkan anak tentang bencana alam, mengajarkan pada mereka tentang berbagi, tolong menolong dan saling menyayangi.
Anak-anak sangat antusias dalam kegiatan ini. Mereka berperan sebagai tim PMI atau tim SAR melakukan pertolongan pertama dan evakuasi pada korban bencana. Anak-anak bergantian mengangkut korban dari daerah bencana ke tenda pengungsian dan tenda rumah sakit yang di siapkan oleh PMI Kabupaten Banjar.
Tidak sedikit pun terlihat kelelahan di wajah anak-anak PAUD Gembira ini. Dengan penuh semangat mereka melakukan kegiatan tolong menolong dan rasa saling menyanyangi. (jr)


Posted via Blogaway

7/18/14

Penanggulangan Keadaan Darurat Bandara Syamsudin Noor

Landasan Ulin– 25/6/2014 PMI kabupaten Banjar terlibat dalam latihan Penanggulangan keadaan darurat di bandara Syamsudin Noor. Dalam simulasi terjadi kecelakaan pesawat Banua Air 737-900 yang ketika lepas landas mengakibatkan pesawat dengan 126 penumpang tersebut terbakar.
PMI kab. Banjar diminta bantuan untuk mengerahkan ambulan. 2 ambulan PMI Kab. Banjar menuju bandara Syamsudin Noor dengan 12 relawan. Bersamaan, PMI Kota Banjarbaru juga mengirimkan 1 ambulan dan 10 relawan. Akhirnya 3 Ambulan PMI dan 22 relawan PMI terlibat dalam penanggulangan ini.
Satu persatu korban di evakuasi keluar pesawat oleh tim SAR. 96 orang dinyatakan meninggal, 18 luka berat dan 6 orang luka ringan.
Titik aman pada lokasi kecelakaan di bagi menjadi 4 bagian. Daerah merah untuk korban hidup dengan kondisi parah (luka kepala, patah tulang terbuka, henti napas), daerah kuning untuk korban luka sedang, daerah hijau untuk korban luka ringan dan sadarkan diri, daerah hitam untuk korban tewas.
Pembagian titik ini memudahkan tim pertolongan untuk mengutamkan pertolongan terhadap korban yang lebih parah terdahulu. Dalam dunia pertolongan dan PMI di sebut dengan sistem Triage.
Tim PMI melakukan perolongan pertama pada korban luka-luka dengan mengutamkan korban yang berada di daerah merah dan kuning dan merujuk ke rumah sakit terdekat. Tercatat 7 ambulan dan timnya terlibat dalam kegiatan pertolongan ini. Banyak korban luka bakar dan patah tulang.
2 ambulan PMI Kabupaten Banjar sendiri tercatat 5 kali membawa pasien ke rumah sakit TNI AU yang terdekat dari bandara Syamsudin Noor.
Setelah korban luka selesai, tim PMI melanjutkan mencari dan mengevakuasi korban meninggal bersama tim lainnya dan membawa ke  daerah hitam. Setiap korban tewas dikumpulkan di tempat tersebut dan dilakukan identifikasi oleh pihak kepolisian.
Tim Penalong mengevakuasi 96 korban ini memerlukan banyak tenaga dan personil. 8 relawan dari PMI bekerja keras dengan tim-tim dari kantor SAR Banjarmasin, Security bandara, TNI AU, dan Damkar Banjarbaru (jr)
Proses evakuasi korban
Penanganan luka (cedera) kepada korban

Posted via Blogaway

PMI dan Operasi Pesawat SAREX 202 di Mandiangin 

Penanganan lanjutan di Posko Kesehatan Lapangan
Koordinansi sebelum melakukan penyisiran
Mandiangin– (5/6/2014) 1 Ambulance PMI menuju mandiangin bersama  7 relawan setelah menerima infomasi dari kantor SAR Banjarmasin terjadi musibah pesawat jatuh di sekitar pegunungan mandiangin.
Dilaporkan pesawat jenis Cessna dengan 4 awak dan kode penerbangan SAREX 202 diperkirakan jatuh di kawasan Mandiangin. Signal terakhir pesawat tersebut berada di lokasi kawasan hutan dan gunung mandiangin.
Di Mandiangin sudah berdiri posko SAR yang dikoordinir kantor SAR Banjarmasin. Selain PMI sudah terdapat juga beberapa unsur SAR yang ada di Kalimantan Selatan. Setelah rapat Koordinasi, pencarian pesawat SAREX 202 yang diperkirakan jatuh dikawasan gunung mandiangin ini diputuskan dilakukan besok harinya dikarenakan kondisi sudah mulai gelap dan membahayakan penolong jika melakukan pencarian di malam hari.
Besok harinya, tim melakukan pencarian dengan teknik SAR Jungle Rescue dengan kode operasi SAREX 202. Semua potensi SAR dikerahkan untuk operasi ini, termasuk 1 pesawat kecil dan 1 helicopter untuk membantu di udara. Tim SAR PMI bergabung dengan potensi SAR lainnya.
Para relawan PMI yang terlibat pencarian harus memiliki kualifikasi navigasi dan pertolongan pertama. Setiap individu harus memiliki keterampilan navigasi agar penolong tidak membahayakan dirinya sendiri. Sedangkan keterampilan pertolongan pertama adalah kebutuhan yang harus dimiliki relawan PMI. PMI lah yang menjadi pioneer jika korban di temukan dalam keadaan hidup dan memerlukan tindakan pertolongan pertama.
Tepat pukul 02.00 siang Tim SAR gabungan menemukan puing puing pesawat. Disekitar lokasi ditemukan korban hidup 1 orang dan tewas 3 orang. Tim PMI yang berada dilokasi penemuan melakukan Pertolongan Pertama kepada korban yang masih hidup. Korban mengalami patah tungkai atas, luka di lengan dan luka kepala. Korban yang dalam keadaan label merah ini di tangani 3 relawan PMI dan distabilkan dilokasi kejadian. Bersama Tim SAR lainnya relawan PMI mengevakuasi korban ke Posko dan tim ambulan PMI melakukan tindakan medis selanjutnya sebelum dibawa ke rumah sakit.
Kegiatan ini merupakan simulasi yang dilakukan potensi SAR  jika seandainya benar terjadi musibah. Simulasi ini melatih seluruh potensi SAR Kalsel untuk melakukan kegiatan yang terkoordinir dalam operasi SAR.
Beberapa poin penting dalam pelatihan ini menurut Ahmad Zahid selaku coordinator PMI di kegiatan ini, yaitu :
1. Operasi SAR harus dilakukan terkoordinasi dan satu komando untuk mempermudah dan efesiensi pencarian.
2. Setiap potensi/ organisasi SAR harus memiliki peran yang jelas dalam operasi SAR.
3. Setiap Individu harus menguasai keterampilan SAR yang memadai.
4. PMI dapat membekali relawannya dalam hal keterampilan navigasi, komunikasi radio, survival dan pertolongan pertama untuk persiapan jika melakukan operasi SAR.
5. Dalam operasi SAR tugas dan peran PMI paling utama adalah sebagai tim pertolongan pertama dan tim ambulan untuk evakuasi korban
Sebelumnya 3—4 Juni 2014 seluruh peserta diberikan pelatihan navigasi dan jungle rescue  di kantor SAR Banjarmasin. Semua fasilitator berasal dari Basarnas (jr)

Posted via Blogaway